Minggu, 02 Mei 2010

Apresiasi Penganalogian Parta Krama

Apresiasi Penganalogian Parta Krama
Tepuk tangan untuk cerpen Parta Krama karya pak Umar Kayam. Kalimat ini tidak seharusnya diucapkan bila kita menjamah pikiran membayangkan seakan berada di sebuah ruangan yang di situ duduk berpuluh-puluh, atau mungkin beratus-ratus, atau bahkan beribu-ribu orang yang tengah serius mendengarkan pembacaan sebuah cerpen yang benar-benar cool, bila kata saya sebagai anggota kaum muda-mudi. Mengapa? Karena pembaca, pendengar, pemirsa, atau penikmat sastra tidak perlu mendapatkan stimulus dari pihak lain untuk mengapresiasi sebuah karya sastra. Mereka bisa merasakan sendiri bagaimana kekuatan, imajinasi, dan keindahan sebuah karya sastra itu bersembunyi, jadi sederhananya, tepuk tangan sebagai salah satu bentuk kecil sebuah pengapresiasian karya sastra saya rasa tidak perlu harus diperintah atau dikomando karena tepukan tangan itu akan keluar dengan sendirinya terkena kekuatan magnet keindahan suatu karya sastra itu. Dan magnet itu sudah menarik hati saya sehingga bertepuk tangan dengan sendirinya setelah membaca cerpen Parta Krama karya pak Umar Kayam ini.
Parta Krama, menurut sepengetahuan awam saya itu adalah nama kecil Arjuna. Dan dalam cerpen itu kata tersebut hanya disebutkan sekali pada awal-awal cerita. Setelah membaca keseluruhan isi ceritanya saya jadi menerka-nerka maksud yang terkandung dalam judul yang terlihat sederhana itu. Cerpen itu mengisahkan sebagian kecil gambar kehidupan seorang pejabat senior bank, Drs Herdjuna. Dari kehidupannya yang setiap hari bergelut dengan uang rakyat, bahkan dampaknya pada uang negara tentu sensitif sekali menjadi sorotan dan intipan masyarakat sebagai bentuk kewaspadaan sebagai nasabah. Bahkan sempat mendapatkan tuduhan melakukan kolusi dengan partner kerjanya sendiri. Dari sini saya mencoba meraba-raba bahwa lakon Parta Krama yang menjadi pemenang pertama dalam Festival Wayang Orang Amatir seluruh Indonesia itu adalah terinspirasi dari kisah kehidupan Drs Herdjuna sendiri. Dari kisah kehidupannya yang berjuang mendapatkan hati seorang perempuan yang akhirnya menjadi istrinya dengan usaha dan pengorbanan hingga menyeretnya pada tuduhan kolusi di tempat kerjanya sendiri. Begitu pun dengan kisah Arjuna yang harus berkorban menghadap dewa-dewa mencari kereta kencana yang ditarik kerbau Danu piaraan para dewa, dan iringan gamelan Lokananta dari surga. Penganalogian yang menarik sehingga menelorkan sebuah imajinasi yang eksotik pula. Dari hasil penganalogian dua peristiwa ini saya berpikir bahwa judul cerpen Parta Krama ini sengaja diambil mengingat kisah Arjuna itu sebagai gambaran masa lalu Drs Herdjuna walau pada kenyataan isi cerpen Arjuna justru sebagai pantulan kehidupan nyata Drs Herdjuna. Dari penggambaran masa lalu inilah Drs Herdjuna mengambil lakon Parta Krama yang kita tahu itu adalah nama kecil Arjuna.
Dari dalam kisah yang diangkat sebuah kisah, kita kembali pada kehidupan yang benar-benar nyata, kehidupan tiga dimensi di mana pak Umar Kayam sekarang berada sebagai pengarang karya unik ini. Rumit memang, masih banyak simbol-simbol, makna-makna, dan amanah-amanah yang terkandung dan terselip dalam cerpen Parta Krama ini. Namun masing-masing pembaca memiliki teori sendiri, teorinya bisa merupakan gabungan dari berbagai teori. Dan bila teori pembaca itu tidak kuat maka akan berpengaruh pula pada interpretasinya terhadap karya sastra itu.

Share this

7 Responses to "Apresiasi Penganalogian Parta Krama"

  1. Cerpennya ini tunggal apa kumpulan cerpen dalam sebuah buku ya mbak?

    BalasHapus
  2. Bacaan berat nih 😂😂

    BalasHapus
  3. Setuju, Mbak Intan. Karena rasa yang dinikmati tiap penikmat sastra akan berbeda.

    BalasHapus
  4. Heem, Umar Khayam mah bukunya rata2 gitu. Eh iya, parta Krama itu bukannya Arjuna yg bantu dewa terus dikasih hadiah Dewi Supraba itu? Seingatku

    BalasHapus
  5. cerdas ya cerpennya.. aku suka baca cerpen cerdas kaya' gini

    BalasHapus